Judul yang Berdaya Pikat

Manistebu.com | PERKARA judul pernah dibahas di Manistebu. Namun, tidak ada salahnya saya mengulas lagi dalam tulisan ringan terkait judul yang mengandung daya pikat.

Judul yang menarik hingga memiliki daya pikat bagi pembaca selalu menjadi dambaan para penulis dan penerbit. Memang tidak mudah untuk menentukan judul yang tepat. Namun, beberapa petunjuk berikut dapat Anda gunakan sebagai panduan memilih judul untuk karya-karya populer Anda.

  1. Judul harus mengacu pada genre tulisan Anda. Judul nonfiksi jelas terkait dengan topik yang diuraikan dalam buku. Judul fiksi dapat mencerminkan setting (tempat), suasana cerita, atau bahkan nama sang tokoh. Judul faksi biasanya dijelaskan dengan anak judul berikut: Sebuah Biografi …. Sebuah Memoar ….
  2. Judul haruslah merupakan pilihan kata yang mudah diingat dan tidak terlalu panjang. Judul dengan satu kata terkadang malah sangat efektif menarik perhatian. Namun, biasanya judul dengan satu atau dua kata dapat dibantu dengan anak judul pada karya-karya nonfiksi ataupun fiksi sebagai penjelasan kepada calon pembaca.
  3. Judul hendaknya mencerminkan emosi atau nilai rasa tulisan, seperti ceria, bersemangat, suram, sedih, menakutkan, atau menegangkan.
  4. Judul dapat ditentukan juga dengan mengambil frasa atau kelompok kata yang kuat dari tulisan Anda. Terkadang dalam karya-karya antologi ataupun omnibus, judul diambil dari salah satu karya tulis yang paling menarik.
  5. Judul menjadi menarik jika penulis juga mampu menggunakan permainan kata atau rima, contohnya Korupsi Sudah Basi atau Bidadari di Balik Matahari.

Para penulis/pengarang tidak perlu terburu-buru menentukan judul pada saat awal menulis. Gunakan saja judul sementara atau judul kerja (working title) untuk membuat karya tulis Anda punya nama. Kata-kata yang kuat pada judul akan datang dengan sendirinya.

Contoh kasus pada judul Chicken Soup yang diperkenalkan Jack Canfield. Judul ini dianggap aneh pada awalnya yaitu Chicken Soup for the Soul. Kalau diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, jelas lebih aneh lagi: Sup Ayam untuk Jiwa.

Jack Canfield mendapatkan judul kuat itu menurutnya setelah melakukan meditasi dua jam sehari. Saat meditasi, terlintaslah ucapan neneknya manakala ia sakit. Neneknya selalu menyuguhkan chicken soup hangat dan mengatakan, “Sup ini akan menyembuhkanmu.” Dari sinilah ilham menjuduli buku tersebut dengan Chicken Soup muncul karena cerita-cerita di dalamnya dapat menyembuhkan jiwa.

Bandingkan dengan buku yang laris pada 2013 berjudul Pemulihan Jiwa karya Dedi Sutanto hingga masuk serial keempat. Muatan makna pada judul Chicken Soup for the Soul dan judul Pemulihan Jiwa sebenarnya hampir sama.

Di beberapa penerbit, judul juga menjadi perhatian para editor. Karena itu, dalam perjanjian penerbit terkadang terdapat sebuah ayat bahwa penentuan judul buku adalah bagian dari hak penerbit. Penerbit memang tidak mau ambil risiko tentang judul yang diajukan penulis dan ternyata kurang menarik atau dianggap kurang kuat mencerminkan karya.

Walaupun demikian, para penulis atau editor kerap juga mengambil jalan pintas sebagai epigon dengan menggunakan judul yang sudah ada, seperti menyisipkan kata Rahasia …., Keajaiban …., Mukjizat …., The Power of …., The Secret of …. Jadi, cara yang paling bagus sebenarnya bukan menjadi epigon, melainkan sering-sering ke toko buku untuk mengenali aneka judul buku yang diterbitkan sebagai stimulus ide.[]

 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.